Perkembangan
pasar tradisonal belakangan ini menjadi permasalahan ekonomi yang sangat buming
dibicarakan. Banyak sering kita jumpai
mulai dari kota besar hingga kota kecil , pasar modern seperti alfamidi ,
indomaret , Hero , Hari-hari swalayan (Hypermaket) yang membuat pasar tradisonal menjadi agak menurun
dan menjanjikan berbelanja dengan nyaman dan pastina pembeli akan merasa puas.
Kehadiran pasar modern membuat kenyamanan bagi masyarakat yang belanja di sana.
Tak sedikit orang yang memilih untuk berbelanja di sana dibanding harus ke
pasar tradisonal. Tak dapat dipungkiri, perbedaan pasar tradisional dengan
modern terletak dari segi tempat.
Sedangkan di pasar tradisonal tempatnya yang becek dan bau, kurang bersih ,
faktor keamanan (copet dsb), pengurangan timbangan pada barang yang dibeli,
penuh sesak.
Tetapi
bagaimanapun juga pasar tradisional lebih menggambarkan denyut nadi
perekonomian rakyat kecil sebagian. Banyak orang yang menggantungkan hidupnya
dari mulai berdagang atau pedagang kecil , kuli panggul , pedagang asongan ,
hingga tukang ojek. Mereka bekerja di sana untuk memenuhi kehidupan anak serta
keluarganya disana. Jika semakin banyak
pasar modern di bangun , bagaimana nasib mereka yang hanya sebagian kecil
menggantungkan hasil kerjanya dari berjualan di pasar tradisonal. Semakin
banyak saja tingkat pengangguran dan berimbas pada angka kemiskinan, kalau
nantinya terus meningkat dan di bangun kembali pasar modern tersebut.
Faktanya pasar
Modern dihampir semua daerah di Indonesia, cenderung meningkatkan iklim yang
kompetisi dan lambat laun menggerus eksistensi pasar tradisonal. Meski survei
AC Nielsen di tahun 2009 menunjukkan grafik positif dari pasar tradisonal yang
mencapai 80%,
namun ini bukan posisi aman. Ditahun 2010, Nielsen memprediksi adanya penurunan
pasar tradisional menjadi 70% - 67% sedangkan pasar modern meningkat 30%
- 37%. Faktor – faktor yang mempengaruhi pasar tradisonal yaitu pesatnya usaha
ritel modern, tata kelola pasar, finansial, dan asosiasi negatif terhadap pasar
tradisonal. Dalam hal ini, perkembangan pasar tradisional juga di pengaruhi
oleh media. Banyak iklan bisnis yang
menyoroti keunggulan pasar modern. Sebaliknya, pasar tradisional kerap
sebagai pasar yang kotor, becek , bau dan jorok. Media lebih banyak menyoroti
potret yang jelek bagi pasar moden.
Menurut
saya, saya sebagai konsumen sendiri memang merasa puas karna saya hanyalah
sebagai konsumen atau dikatakan saya sebagai pembeli saja. pasar tradisonal dengan pasar modern memang dari segi kualitas tempat pasar modern
saya acungin jempol, di pasar modern harga yang ditawarkan sudah di cap dengan
label jadi kita sebagai konsumen hanya memilih barang apa saja yang ingin di
beli jadi kita tidak usah repot untuk menawar dagangan seperti halnya di pasar
tradisonal. Jikalau dari segi kualitas tempat , kesegaran produk, kenyaman
berbelanja sudah sangat menjanjikan bagi para konsumen yang berbelanja di pasar
modern tersebut. Tetapi ada segi
negatifnya harga yang ditawarkan terlalu mahal tidak sama seperti halnya pasar
tradisonal padahal barang yang ditawarkan di pasar tradisonal sama dengan yang
ditawarkan dengan pasar modern. Tetapi Saya sendiri lebih memilih untuk
berbelanja di pasar tradisonal di bandingkan dengan pasar modern ini. Karna di
pasar tradisional terjadi tawar menawar antara si penjual dan pembeli sehingga
terjadi kesepakatan yang kita inginkan. Di samping saya lebih memilih berbelanja di
pasar tradisonal saya membantu orang yang berjualan disana. Tetapi masing –
masing pasar mempunyai keunggulan tersendiri yang membuat para pembelinya
merasa puas dengan apa yang mereka
inginkan.
Perkembangan
yang semakin tajam secara perlahan-lahan banyak para pedagang yang
perlahan-lahan menutup lapak-lapak kecil yang jualannya tidak selengkap dengan
pasar modern ini Sudah banyak kios di
pasar tradisional yang harus tutup karena sulit bersaing dengan pasar modern.
Data dari Asosiasi Pedagang Pasar Tradisional Seluruh Indonesia (APPSI) pada
tahun 2005 seperti dikutip website Kementerian Koperasi dan UKM
menyebutkan, bahwa sekitar 400 toko di pasar tradisional harus tutup usaha
setiap tahunnya. Jumlah ini kemungkinan akan terus bertambah seiring kehadiran
pasar modern yang kian marak. Kondisi semacam ini tentu sungguh memprihatinkan.
Sebenarnya tidak ada salahnya di bangun pasar modern itu, pasar modern di
bangun juga untuk kenyaman masyarakat berbelanja. Tetapi pasar modern juga
berdampak negatif bagi pasar tradisional itu sendiri karena dengan adanya pasar
modern itu , pasar tradisional kalah saing banyak orang yang berpindah tempat
untuk berbelanja.
Semua solusinya berada
di tangan pemerintah. Harus adanya aturan tata ruang untuk mengatur penempatan
pasar tradisonal dan pasar modern. Hal
ini mungkin perlu di lakukan untuk merubah pasar tradisional agar lebih nyaman
dan teratur. Dan perlu adanya perbaikan di pasar tradisonal sehingga konsumen
akan merasa lebih nyaman. Saya berharap, Supaya tidak ada lagi kios-kios atau pedagang
kecil yang tutup karna kalah saingan terhadap pasar modern tersebut dan
memberikan wahana persaingan yang sehat antara keduanya. Perlu adanya kebijakan
dari pemerinyah guna mensejahterhakan rakyatnya dan ikut serta dalam membantu
masyarakat yang kurang mampu. Semoga saja pemerintah bisa cepat menangani
masalah ini. Bagaimanapun pasar tradisonal itu adalah tempat bergantungnya
hidup dan mencari nafkah bagi kaum masyarakat yangn kurang mampu bisa di
katakan masyarakat biasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar