Rencana ini didukung oleh abu bakar rizal
bakrie menurutnya kenaikan harga BBM dipandang lebih realistis untuk menurunkan
beban subsidi, dari pada menaikan tarif daya listrik (TDL). Ia menilai ,
kenaikan tarif listrik akan berdampak langsung pada sektor produktif penyerap
tenaga kerja, kalau tarif listrik naik, maka industri kita makin tidak kompetitif
dibanding dengan negara-negara lain.
Sedangkan jika harga BBM dampaknya hanya akan dirasakan oleh sebagian
kecil masyarkat kaya. Sebab, sekitar 72 % subsidi BBM memang dinikmati oleh masyrakat yang mampu, terutama hanya untuk
pemilik mobil pribadi saja. Dalam APBN 2012, alokasi subsidi energi sebesar Rp
163,9 triliun yang terdiri dari subsidi BBM Rp 123,6 Triliun dan subsidi
Listrik Rp 40,3 Triliun. Menurutnya cara paling efektif adalah menyesuaikan
harga BBM dengan harga minyak dunia. Kalau harga minyak tinggi, harga BBM
dinaikan dengan batas tertentu. Sebaliknya, ketika harga minyak turun harga BBM
juga diturunkan.
Tetapi , Guna
mendukung pertumbuhan ekonomi,
pemerintah berkomitmen menjaga inflansi sesuai target. Harga Bahan Bakar Minyak
(BBM) tidak akan naik kembali, alasan pemerintah mengenai persoalan ini.
Pemerintah memilih mengendalikan konsumsi bahan bakar bersubsidi ketimbang
menaikan harga BBM tahun depan. Baginya, menekan konsumsi akan lebih baik
dibandingkan menaikan harga. Pemerintah sudah sepakat dengan Badan anggaran DPR
untuk tidak menaikan harga bahan bakar minyal (BBM) bersubsidi dalam rancangan
APBN tahun anggaran 2012. Adapun basis perhitungan volume BBM bersubsidi untuk
tahun 2012 sebanyak 40 juta kilo liter. Sebagian dari total volume BBM
bersubsidi jenis premium, yakni sebesar 2,5 juta kilo liter. Sebelumnya
pemerintah mengajukan dua alternatif volume BBM bersubsidi untuk rancangan APBN
2012. Alternatif pertama berdasarkan nota keuangan dan RAPBN 2012, pemerintah
akan mengatur konsumsi BBM bersubsidi, khususnya premium, sehingga volume
konsumsi BBM bersubsidi dapat dibatasi menjadi 40 juta kiloliter. Alternatif
kedua, menerapkan strategi yang lenih komperhensif, pemerintah berkomitmen
untuk dapat menurunkan volume konsumsi BBM bersubsidi, khusunya premium , untuk
tahun 2012 menjadi 37,8 juta kiloliter
Menurut saya ,
kebijakan yang dilakukan pemerintah sudah sangat efektif untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan memajukan negara ini
supaya menjadi negara yang berkembang . Upaya-upaya yang dilakukannya bisa
mempunyai dampak yang postif bagi negara ini . negara kita akan semakin maju
jika harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak melonjak naik seperti tahun
sebelumnya. Jika harga BBM naik memang dampak yang terkena imbasnya hanya
masyarakat kecil saja hanya orang yang bermobil pribadi saja. Tapi ada kalanya
jika tidak dinaikan harga BBM tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar