Rabu, 03 April 2013

Hukum Perikatan


Nama   : Nessa Laynora Suci
Kelas   : 2EB21
NPM   : 25211136

Pengertian Hukum Perikatan
Hukum perikatan adalah hubungan atau ikatan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yaitu pihak pertama yang berhak atas prestasi dan pihak yang kedua memenuhi prestasinya. Dalam bahasa belanda hukum perikatan adalah verbintenissenrecht. Menurut para ahli hukum perikatan antara lain
a.       Wirjono Prodjodikoro dalam bukunya Asas – Asas hukum perjanjiann bahasa Belanda het verbintenissenrecht jadi verbintenissenrecht oleh wirjono diterjemahkan menjadi hukum perjanjiaan bukan hukum perikatan.
b.      R. Subekti dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum perdata, R,Subekti menulis hukum perikatan mempunyai arti yang luas. Didalam buku III KUH perdata memuat tentang perikatan yang timbul dari
a.       Persetujuan atau perjanjian
b.      Perbuatan yang melanggar hukum
c.       Pengurusaan kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan.
Dasar Hukum Perikatan
Dasar hukum perikatan berdasarkan KUH perdata terdapat tiga sumber antara lain
a.       Perikatan yang timbul dari persetujuan.
b.      Perikatan yang timbul dari undang-undang
c.       Perikatan yang terjadi bukan perjanjian, tetapi tidak karena perbuataan melanggar hukum (onrechtmatige daad) dan perwakilan sukarela (zaakwaarneming).
Asas – Asas dalam Hukum Perikatan
Asas-asas dalam hukum perikatan diatur dalam buku III  KUH perdata yaitu antara lain
a.       Asas Kebebasaan Berkontrak
Didalam pasal 1338 KUH Perdata bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat adalah sah bagi para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya.
b.      Asas Konsensualisme
Asas Konsesualisme artinya bahwa perjanjian itu lahir pada saat tercapainya kata sepakat antara pihak mengenai hal-hal yang pokok dan tidak memerlukaann sesuatu formalitas. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat antara lain
a.       Kata sepakat antara pihak yang mengikatkan diri
b.      Cakap untuk membuat suatu perjanjian.
c.       Mengenai suatu hal tertentu
d.      Suatu sebab yang halal.
Wansprestasi dan akibat-akibatnya
A.    Wanprestasi
Wanprestasi timbul apabila salahsatu pihak (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikan misalnya ingkar janji. Bentuk wanprestasi dibagi menjadi empat antar lain
a.       Tidak melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
b.      Melaksanakan apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan.
c.       Melakukan sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
B.     Akibat – akibat Wansprestasi
Akibat wansprestasi antara lain
a.       Membayar kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi).
b.      Pembatalan perjanjian atau pemecahan perjanjian
c.       Peralihan resiko.
Hapusnya Perikatan
Perikatan bisa dihapus menurut pasal 1381 KUH Perdata. Cara penghapusan suatu perikatan antara lain sebagai berikut :
a.       Pembayaran merupakan setiap pemenuhan perjanjian secara sukarela.
b.      Penawaran pembayaran tunai diikuti dengan penyimpanan atau penitipan.
c.       Pembahuruan utang
d.      Perjumpaan utang atau kompensasi.
e.       Pembebasan utang.
f.       Musnahnya barang yang terutang
g.      Kebatalan dan pembatalan perikatan-perikatan.
Adapun dua cara lainnya yang tidak diatur dalam Bab IV Buku III KUH Perdata adalah :
h.      Syarat yang membatalkan.
i.         Kedaluwarsa .

Referensi
http://arisastia.blogspot.com/2011/04/hapusnya-perikatan-pasal-1381-perikatan.html
Buku Hukum Dalam Ekonomi , Elsi Kartika Sari dan Advendi Simanusong .SH, MM . Edisi kedua



Tidak ada komentar:

Posting Komentar