Nama : Nessa
Laynora Suci
Kelas : 2EB21
NPM :
25211136
Pengertian
Hukum Perikatan
Hukum
perikatan adalah hubungan atau ikatan yang terjadi antara dua pihak atau lebih
yaitu pihak pertama yang berhak atas prestasi dan pihak yang kedua memenuhi
prestasinya. Dalam bahasa belanda hukum perikatan adalah verbintenissenrecht.
Menurut para ahli hukum perikatan antara lain
a. Wirjono
Prodjodikoro dalam bukunya Asas – Asas hukum perjanjiann bahasa Belanda het
verbintenissenrecht jadi verbintenissenrecht oleh wirjono diterjemahkan menjadi
hukum perjanjiaan bukan hukum perikatan.
b. R.
Subekti dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum perdata, R,Subekti menulis hukum
perikatan mempunyai arti yang luas. Didalam buku III KUH perdata memuat tentang
perikatan yang timbul dari
a. Persetujuan
atau perjanjian
b. Perbuatan
yang melanggar hukum
c. Pengurusaan
kepentingan orang lain yang tidak berdasarkan persetujuan.
Dasar
Hukum Perikatan
Dasar hukum perikatan
berdasarkan KUH perdata terdapat tiga sumber antara lain
a.
Perikatan yang timbul dari persetujuan.
b.
Perikatan yang timbul dari undang-undang
c.
Perikatan yang terjadi bukan perjanjian,
tetapi tidak karena perbuataan melanggar hukum (onrechtmatige daad) dan
perwakilan sukarela (zaakwaarneming).
Asas
– Asas dalam Hukum Perikatan
Asas-asas dalam hukum
perikatan diatur dalam buku III KUH
perdata yaitu antara lain
a.
Asas Kebebasaan Berkontrak
Didalam
pasal 1338 KUH Perdata bahwa segala sesuatu perjanjian yang dibuat adalah sah
bagi para pihak yang membuatnya dan berlaku sebagai undang-undang bagi mereka
yang membuatnya.
b.
Asas Konsensualisme
Asas
Konsesualisme artinya bahwa perjanjian itu lahir pada saat tercapainya kata
sepakat antara pihak mengenai hal-hal yang pokok dan tidak memerlukaann sesuatu
formalitas. Untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan empat syarat antara lain
a. Kata
sepakat antara pihak yang mengikatkan diri
b. Cakap
untuk membuat suatu perjanjian.
c. Mengenai
suatu hal tertentu
d. Suatu
sebab yang halal.
Wansprestasi
dan akibat-akibatnya
A.
Wanprestasi
Wanprestasi
timbul apabila salahsatu pihak (debitur) tidak melakukan apa yang diperjanjikan
misalnya ingkar janji. Bentuk wanprestasi dibagi menjadi empat antar lain
a. Tidak
melakukan apa yang disanggupi akan dilakukannya.
b. Melaksanakan
apa yang dijanjikannya, tetapi tidak sebagaimana yang dijanjikan.
c. Melakukan
sesuatu yang menurut perjanjian tidak boleh dilakukannya.
B.
Akibat – akibat Wansprestasi
Akibat
wansprestasi antara lain
a. Membayar
kerugian yang diderita oleh kreditur (ganti rugi).
b. Pembatalan
perjanjian atau pemecahan perjanjian
c. Peralihan
resiko.
Hapusnya
Perikatan
Perikatan bisa dihapus
menurut pasal 1381 KUH Perdata. Cara penghapusan suatu perikatan antara lain
sebagai berikut :
a.
Pembayaran merupakan setiap pemenuhan
perjanjian secara sukarela.
b.
Penawaran pembayaran tunai diikuti
dengan penyimpanan atau penitipan.
c.
Pembahuruan utang
d.
Perjumpaan utang atau kompensasi.
e. Pembebasan
utang.
f. Musnahnya
barang yang terutang
g. Kebatalan
dan pembatalan perikatan-perikatan.
Adapun dua cara lainnya yang tidak diatur dalam Bab
IV Buku III KUH Perdata adalah :
h. Syarat
yang membatalkan.
i.
Kedaluwarsa .
Referensi
http://arisastia.blogspot.com/2011/04/hapusnya-perikatan-pasal-1381-perikatan.html
Buku Hukum Dalam Ekonomi , Elsi Kartika Sari dan
Advendi Simanusong .SH, MM . Edisi kedua
Tidak ada komentar:
Posting Komentar